BICARAINDONESIA-Jakarta : Pasokan jagung di Indonesia disebut surplus hingga 6 juta ton. Plt Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi menyampaikan kondisi yang sebenarnya.
Saat ditanyai oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Arief mengaku bahwa sebenarnya produksi jagung selama 3–4 bulan terakhir mengalami penurunan hingga negatif.
“Oleh karena, itu Dirjen Tanaman Pangan Suwandi akan me-review bersama-sama,” katanya, Senin (16/10/2023).
“Pada 3 sampai 4 bulan terakhir, itu memang kita negatif. Walaupun ada surplus dari sebelumnya, tetapi enggak sebesar itu sehingga akan kami koreksi,” imbuhnya.
Arief mengatakan bahwa saat ini posisi Kementan tidak menargetkan surplus untuk jagung. Pasalnya, tantangan produksi pangan saat inj cukup besar, yakni El Nino yang menyebabkan sejumlah daerah kekeringan.
“Kami tidak dalam posisi harus surplus. Kita harus jelaskan kondisi hari ini El Nino, menyebabkan kurang air, bibitnya kurang bagus, pupuknya enggak sampai. Kita akan perbaiki. Sudah 3–4 hari, kerja kita memperbaiki ini semua,” jelas Arief.
Arief meminta semua pihak untuk memberikan kesempatan kepada Kementan dalam membenahi kinerjanya.
“Tolong beri kesempatan Kementan, kami eselon I hingga II, akan memperbaiki diri. Jangan judge yang kemarin-kemarin, biarkan proses hukum berjalan,” tuturnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) telah memprediksi luas panen jagung nasional tahun ini mencapai 2,49 juta hektare (ha). Jumlah itu turun 280 ribu ha atau 10,03% dibandingkan tahun 2022.
Hal itu berdasarkan angka sementara hasil pengamatan Kerangka Survei Area (KSA) sampai September 2023. Sebelumnya, luas panen jagung tertinggi terjadi pada 2022 sebesar 2,76 juta ha.
Editor: Rizki Audina/*