x

Profil Raksasa Sawit Wilmar yang Terseret Kasus Korupsi Ekspor CPO, Ternyata dari Singapura

3 minutes reading
Wednesday, 20 Apr 2022 05:14 0 355 Ika Lubis

BICARAINDONESIA-Jakarta : Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan salah seorang Komisaris PT Wilmar Nabati Indonesia berinisial MPT jadi tersangka kasus korupsi izin ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Kemudian pada tersangka dilakukan penangkapan.

Penangkapan pejabat tinggi PT Wilmar Nabati Indonesia itu merupakan pengembangan dari kasus korupsi yang menjerat Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Indrasari Wisnu Wardhana (IWW).

IWW selaku pejabat tinggi eselon I Kemendag, menerbitkan izin terkait persetujuan ekspor kepada tiga perusahaan, salah satunya PT Wilmar Nabati Indonesia. Pengeluaran izin tersebut dituduh melawan hukum.

Pasalnya, penerbitan persetujuan ekspor kepada eksportir seharusnya tidak mendapat izin karena tidak memenuhi syarat DMO (Domestic Market Obligation) dan DPO (Domestic Price Obligation).

Lalu siapa sebenarnya Wilmar Nabati Indonesia, salah satu perusahaan yang komisarisnya terseret dalam kasus tersebut.

Mengutip dari berbagai sumber, PT Wilmar Nabati Indonesia sendiri merupakan anak usaha dari Grup Wilmar atau Wilmar International Ltd, perusahaan sawit raksasa yang berbasis di Singapura. Bahkan Wilmar International tercatat sebagai salah satu perusahaan terbesar dari sisi kapitalisasi pasar di Bursa Efek Singapura atau Singapore Stock Exchange (SGX).

Berbagai produk Grup Wilmar diantaranya adalah minyak goreng, margarin, coklat, oleokimia, dan biodiesel.

Di Indonesia, merek minyak goreng terkenal dari Wilmar adalah Fortune dan Sania. Selain sawit dan produk turunannya, perusahaan ini juga tercatat sebagai holding investasi.

Dikutip dari laman resminya, Wilmar International berkantor di 28 Biopolis Road, Singapura. Perusahaan juga mengklaim memiliki lebih dari 500 pabrik dan jaringan distribusi yang tersebar di China, Indonesia, India, dan berbagai negara lainnya.

Konglomerat Martua Sitorus adalah sosok di balik guritas bisnis Wilmar di Indonesia.

Awalnya, Wilmar bermula dari perusahaan penggilingan tepung terigu bernama FFM Berhad yang didirikan Kuok Group milik Kuok Khoon Hong di Malaysia pada tahun 1966. Kemudian pada 1 April 1991, Kuok Khoon Hong berkongsi dengan konglomerat asal Indonesia Martua Sitorus dengan membentuk Wilmar Trading Pte Ltd.

Wilmar Group memiliki sejumlah perkebunan yang tersebar di Indonesia. Di antaranya seperti di Sumatera, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Selain perkebunan kelapa sawit, Wilmar juga memiliki pabrik pengolahan sawit dari perkebunannya sendiri dan perkebunan sekitar.

Meski punya kebun kelapa sawit sangat luas beserta fasilitas pabrik pengolahannya di Indonesia, perusahaan ini memilih mencatatkan diri di Bursa Efek Singapura atau Singapore Stock Exchange.

Pada tahun 2018, Wilmar International Ltd pernah masuk sebagai perusahaan sawit terbesar dunia. Majalah Forbes bahkan menjuluki sang pemilik Grup Wilmar, Martua Sitorus, sebagai Raja Minyak Sawit Indonesia.

Matua Sitorus sebagaimana dicatat Forbes memiliki kekayaan bersih sebesar 3 miliar dollar AS, sekaligus menempatkan pria berusia 62 tahun ini di urutan 1.034 orang terkaya di dunia.

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x