BICARAINDONESIA-Medan : Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah (YPSA) menggelar Edutour ke Museum Letjen Jamin Ginting dan Bukit Kubu Berastagi. Sebanyak 370 siswa-siswi SMA ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilaksanakan Kamis (25/1/2024).
Pemberangkatan para siswa langsung dilepas Pembina YPSA Buya Drs. H. Sofyan Raz, Ak, M.M, Wakil Ketua Harian YPSA M. Zulfadhli A. Raz, S.Kom, M.M didampingi Kepala SMA YPSA Dahliana, S.Pd.
Kepala SMA YPSA Dahliana mengatakan, berkunjung ke Museum Letjen Jamin Ginting di Kabupaten Karo sangat menarik untuk dikunjungi siswa-siswi SMA YPSA. Apalagu siswa dapat mengenal sosok pahlawan nasional asli Sumatra Utara, di samping berwisata sekaligus belajar sejarah Letnan Jenderal Jamin Ginting.
“Kami menyiapkan 10 Bus Pariwisata untuk membawa 370 siswa dan termasuk dari guru, pengurus yayasan, petugas keamanan, petugas kebersihan, dan petugas kesehatan, serta ditambah 1 unit mobil foreider dari kepolisian,” terangnya.
Darwin Ginting, Penasehat Museum sekaligus keluarga Letjen Jamin Ginting mengatakan pengelolaan museum ini dipegang oleh Yayasan Maha Putra Utama Letjen Jamin Gintings, di ketuai oleh puteri kedua Letjen Jamin Ginting, Riahna Ginting.
Atas perjuangan dan prestasi yang dicapai Letjen Jamin Ginting, Presiden Joko Widodo mengukuhkan Jamin Ginting menjadi salah satu pahlawan nasional Indonesia pada tanggal 7 November 2014
“Museum ini murni milik pribadi. Mulai dari pengelolaan museum sampai karyawannya, semua tanpa campur tangan pemerintah. Inilah alasan mengapa museum ini tidak dijadikan sebagai situs cagar budaya. Sempat ada niat, sebab Darwin bilang ketertarikan masyarakat untuk datang akan lebih besar jika museum menjadi situs cagar budaya. Akan tetapi, Museum Letjen Jamin Ginting ini juga merupakan salah satu tempat wisata Sumut yang pengelolaannya tergolong baik, terlihat dari perawatan museum hingga pengelolaannya,” papar Darwin.
“Museum untuk mengenang jasa kepahlawanan beliau ini didirikan di desa kelahiran Letjen Jamin Ginting, yaitu di Desa Suka, kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo. Museum ini bernama Museum Mahaputera Utama Letjen Jamin Ginting.
Museum ini juga memiliki desain arsitektur yang cukup unik, bentuknya memanjang seperti kacang tanah dan didominasi warna silver. Desain arsitektur unik museum ini terinspirasi dari perjuangan Letjen Jamin Ginting, yaitu dianalogikan seperti bentuk kulit kacang yang terus melindungi isinya meskipun panas terik matahari menyengat di siang hari, kulit kacang tidak akan lepas dari kacang”, terang Darwin lagi.
“Di dalam museum dua lantai ini terdapat berbagai barang koleksi peninggalan Letnan Jenderal Jamin Ginting yang ditata rapi di lantai dua. Terdapat juga panel-panel yang memenuhi dinding museum yang berisi sejarah hidup Letjen Jamin Ginting dan perjuangan beliau semasa hidupnya. Di museum ini terdapat barang-barang yang berhubungan dengan beliau seperti foto beliau, pakaian, berbagai koleksi senjata beliau baik yang digunakan di medan perang maupun sebagai barang koleksi saja, tas dinas, tongkat komando, bintang jasa, penghargaan hingga perpustakaan yang berisi berbagai buku tentang beliau,” jelas Darwin.
Di depan museum juga terdapat patung Letjen Jamin Ginting dan mobil panser yang sering dijadikan latar foto para pengunjung. Sarana dan prasarana di museum ini juga cukup lengkap mulai dari cafe, panggung, booth cinderamata hingga taman bunga yang ditata dengan rapi.
Dalam kesempatan ini Ketua Harian YPSA Addaratul Hasanah dan Kepala SMA YPSA Dahliana memberikan cinderamata kepada pengelola Museum Jamin Ginting.
Selanjutnya, setelah berkeliling di Museum Jamin Ginting, seluruh siswa SMA YPSA makan siang, salat dan bermain di Bukit Kubu Brastagi. Di tempat ini siswa menikmati sejuk dan lapangnya Bukit Kubu. Selain panorama hamparan rumput hijau, ada banyak hal menarik yang disuguhkan Bukit Kubu Berastagi yang dapat dinikmati siswa-siswi SMA YPSA.
Kepala Departemen Pendidikan dan IT YPSA Bagoes Maulana, M.Kom, mengatakan bahwa YPSA sebagai salah satu sekolah Islam Internasional di Medan berkomitmen bahwa Program Edutour ini diisi dengan kegiatan yang bermanfaat menjadikan siswa golden generation yang berwawasan luas.
“Ini juga sebagai wujud ikhtiar kami menjadikan YPSA sebagai sekolah terbaik di kota Medan, Sumatera Utara yang menjadi pilihan tepat bagi siswa dan orang tua siswa,” tegas Bagoes.
Editor : Ty/*