x

Resmi Menjabat, Ema Puspita Bertekad Jadikan Rutan Perempuan Medan Bersertifikat WBK

4 minutes reading
Monday, 28 Dec 2020 16:26 0 200 admin

BICARAINDONESIA-Medan : Ema Puspita Bc.IP, S.Pd, MH resmi menjabat sebagai
Kepala Rumah Tahanan Perempuan Kelas II A Medan setelah jabatan itu diserahterimakan dari pejabat sebelumnya Yekti Apriyanti Amd.IP, S.Pd, M.Si dalan sebuah kegiatan seremonial yang berlangsung di Aula Ruper, Senin (28/12/2020).

Kabid Yankumham Tety Winarti SH, M.Si yang mewakili Kakanwil Kementerian Hukum dan HAM Sumut Sutrisno yang turut menyaksikan Serah Terima Jabatan (Sertijab) itu, menyampaikan terimakasih atas kerja keras pejabat lama Yekti Apriyanti selama mengemban tugas di Rutan Perempuan Kelas II A Medan serta mengharapkan kepada pejabat yang baru untuk tetap melanjutkan target kinerja yang telah dibangun sesuai SOP yang telah ditetapkan.

“Selamat dan sukses kepada pejabat baru maupun yang lama dalam mengemban amanah fungsi tugas yang diberikan. Kita tau Kota Medan Sumatera Utara tingkat dan potensinya yang dihadapi mungkin berbeda-beda. Karena itu Kakanwil berpesan agar dalam menjalankan fungsi kita sehari hari, tetap memegang teguh kata ‘membenarkan yang biasa itu jangan, tapi biasakanlah yang benar’,” imbaunya.

Dalam sertijab yang dihadiri Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) sekitarnya, Kalapas Kelas I Medan Erwedi Supriyatno, Karutan Kelas I Medan Theo Adrianus Purba, Kalapas Perempuan Kelas II A Medan, Lapas Anak Kelas I Medan, Lapas Lubuk Pakam, Rupbasan Medan, Kasipidum Kejari Medan, Camat Medan Helvetia dan Kapolsek Helvetia itu, Tety Winarti menambahkan, Kakanwil Kemenkumham Sumut juga meminta agar jajarannya senantiasa berbuat untuk membantu orang dan bukan sebaliknya malah mempersulit orang lain.

Sebelumnya, Yekti Apriyanti Amd.IP, S.Pd, M.Si mengutarakan, rasa sedih dan bahagiannya karena harus meninggalkan Rutan Perempuan Kelas II Medan setelah lebih 11 bulan bertugas di UPT tersebut.

Alumni Akademi Ilmu Pemasyarakatan (AKIP) yang kini dipercayakan menjabat Kepala Lapas Perempuan Kelas II B Bengkulu itu mengakui, dirinya memang selalu cerewet dalam bertugas, sehingga ada yang pro dan kontra dengan sikap kepemimpinannya.

“Saya cerewet sekali, anak anak warga binaan sering saya cubitin, karena saya menginginkan agar mereka menjadi wanita yang sesungguhnya dan kelak menjadi kebanggaan keluarganya,” ucapnya.

Yekti juga menyampaikan rasa terimakasihnya kepada Kajari Medan, Kapolsek dan Camat Medan Helvetia yang selama ini telah banyak membantu Rutan Perempuan.

Sebagai penutup kata sambutannya, Yekti Apriyanti meyampaikan permohonan pamitnya dari Rutan Perempuan disertai permintaan maafnya kepada semua yang hadir termasuk warga binaan.

“Saya manusia biasa, mohon maaf bila selama ini sikap dan tutur kata saya ada yang kurang berkenan, ambilah yang baik baik saja dari saya,” tuturnya.

Sementara Karutan Perempuan Kelas II A Medan yang baru Ema Puspita Bc.IP, S.Pd, MH, dalam kesempatan itu memperkenalkan diri bahwa awalnya bertugas di Lapas Perempuan Kelas II Jakarta.

“Amanah yang diberikan kepada saya memang tak disangka-sangka, soalnya diantara Ka UPT disini mungkin sayalah yang tertua dan yang paling senior, karena selama ini saya termasuk alumni yang tidak mau kemana-mana. Kini saya harus siap mengemban tugas ini, dan mudah-mudahan saya bisa meneruskan apa yang sudah dilaksanakan Karutan sebelumnya Ibu Yekti,” katanya.

Ema Puspita mengungkapkan, sewaktu dirinya bertugas di Lapas Perempuan Jakarta, di tahun 2020 ini, pihaknya memperoleh predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK). Karena itu ia bertekad untuk terus berjuang melanjutkan apa yang sudah diperjuangkan Yekti dan teman-teman dalam hal WBK.

“Pada intinya, WBK itu bukanlah hanya merupakan secarik kertas untuk didapatkan, namun riil nya dalam tugas kesehari-harian, kita tidak lepas dari WBK itu sendiri. Kita terlepas dari narkoba, kita terlepas dari peredaran hand phone terutama korupsi. Mudah mudahan Rutan Perempuan Kelas II Medan di tahun 2021 bisa memperoleh predikat WBK, Aamiin Amiin Yarobbal Allamin,” tekadnya.

Ema Puspita juga menyebutkan dirinya asli berasal dari Kota Bogor yang notabene beraliran darah sunda, yang dikenal dengan lemah lembutnya. Ia pun meminta semua yang di Rutan Perempuan untuk membantunya bersama sama memajukan UPT dimaksud ke arah lebih baik lagi

“Mari kita bersinergi dan bergandengan tangan untuk memajukan Rutan Perempuan Kelas II Medan ini. Ingat tanpa ada paksaan, saya tidak suka cubit-cubitan, tapi dengan kesadaran sendiri, inisiatif dan kedisiplinan semua bisa berjalan lancar,” tandasnya.

Acara sertijab itu ditandai dengan pengenaan ulos kepada pejabat yang bersertijab serta penyerahan cendera mata. Bahkan suasana seremonial itu semakin meriah dengan adanya persembahan lagu dari vocal grup pegawai Rutan serta warga binaan dengan iringan musik keyboard termasuk ketika pejabat lama dan baru bernyanyi solo membawakan lagu kesayangannya. Kegiatan itu sendiri ditutup dengan berfoto bersama.

Penulis/Editor : Chairul

 

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x