BICARAINDONESIA-Jakarta : Pemerintah negara bagian dan pejabat perkeretaapian di India mengubah Sekolah Menengah Bahanaga menjadi kamar mayat darurat. Hal itu dilakukan guna menampung ratusan korban dalam insiden tabrakan tragis tiga kereta di Odisha, India.
Dikutip dari detikcom, jenazah-jenazah yang terbungkus kain putih itu diletakkan di dalam ruangan kelas, beranda, dan mushola. Sebagian jenazah lainnya dibungkus plastik dan kain. Akan tetapi, karena suhu di Balasore lebih dari 30 derajat celcius dan kipas angin tidak berfungsi, jenazah mulai mengalami pembusukan.
Para pejabat menjelaskan, alasan menjadikan sekolah tersebut sebagai kamar jenazah karena dekat dengan lokasi kejadian. Serta ruang kelas dan aulanya menyediakan ruang terbuka yang cukup besar.
“Setidaknya, 163 jenazah dibawa ke sini (sekolah). Sekitar 30 di antaranya telah diidentifikasi oleh kerabat jauhnya,” jelas Direktur Departemen Kesejahteraan Perempuan dan Anak Arvind Agarwal, dikutip dari Indian Express, Senin (5/6/2023).
“Ini adalah situasi darurat. Mayat berdatangan, sementara kerabat langsung menuju untuk mengidentifikasi mereka, tetapi banyak mayat yang tidak bisa dikenali. Kami menangani kerabat dengan hati-hati,” kata DSP Ranajit Nayek.
Sekitar 100 orang, termasuk pekerja kota, terlihat masuk dan bekerja di area sekolah. Hal itu diungkapkan oleh seorang pekerja kota yang berasal dari Basudevpur, Rajendra.
“Pasukan kami datang sore ini. Memang sulit mengangkat jenazah yang sudah membusuk, tetapi melihat kepedihan sanak saudara lebih sulit. Mayat-mayat terpotong-potong dan beberapa tampak hangus akibat tersengat listrik. Jadi, sulit untuk mengenali mereka,” ungkapnya.
Banyak keluarga yang berkumpul di sekolah itu berasal dari tetangga Benggala Barat. Menurut pejabat setempat, begitu kerabat mengidentifikasi jenazah, bukti tempat tinggal dan bukti tiket harus diberikan.
Nama-nama orang yang diidentifikasi juga dihitung dengan grafik reservasi. Baru setelah itu jenazah diserahkan kepada kerabat dan proses kompensasi dimulai.
Di sekolah, orang terlihat berpindah dari satu tubuh ke tubuh berikutnya, mengangkat seprai putih untuk memeriksa wajah mereka. Karena banyak jenazah tidak dapat dikenali, para pejabat mengatakan mereka sekarang mencari koper, telepon, dan barang-barang lainnya untuk kemungkinan identifikasi.
Editor: Rizki Audina/*