BICARAINDONESIA-Jakarta : Sehari setelah Jerman-Amerika Serikat menjanjikan tank tempur untuk Ukraina, rentetan serangan rudal dan drone dilancarkan Rusia ke Ukraina, Kamis (26/1/2023). Akibat serangan tersebut, sedikitnya 11 orang tewas.
Amerika Serikat pada Rabu (25/1/2023), menyebut akan memasok 31 tank Abram ke Ukraina, sedangkan Kanselir Jerman Olaf Scholz akan mengirim 14 tank Leopard 2.
Kantor berita AFP melansir, gelombang terbaru serangan Rusia terjadi seiring Kremlin mengatakan bahwa mereka menganggap tank-tank itu sebagai “keterlibatan langsung dalam konflik”.
Selain korban tewas, layanan darurat Ukraina mengatakan bahwa 11 orang lainnya luka-luka serangan akibat rudal terbaru Rusia tersebut. Militer Ukraina mengatakan, pasukannya menghancurkan 47 dari 55 rudal yang diluncurkan oleh Rusia.
Sejak Oktober, Rusia telah melancarkan serangan reguler terhadap infrastruktur energi di seluruh Ukraina yang suhu udaranya mendekati titik beku. Menteri Energi Ukraina German Galushchenko menuduh bahwa Rusia berusaha “menciptakan kegagalan sistemik dalam sistem energi Ukraina”.
Tidak hanya Amerika dan Jerman, Pemerintah Inggris juga menyebut akan mengirim tank-tank tempur pada akhir Maret, dengan pelatihan dimulai minggu depan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berharap Barat mau mengirim rudal jarak jauh dan jet ke negaranya untuk mengusir pasukan Rusia. Zelensky menyampaikannya saat dia berterima kasih kepada Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Dia juga mengatakan, Ukraina membutuhkan lebih banyak senjata, termasuk rudal jarak jauh dan jet.
Bahkan dia mendesak negara-negara Barat untuk mengirim tank-tank dengan cepat dan dalam volume yang cukup. “Kecepatan dan volume adalah kuncinya sekarang,” katanya.
“Negara teroris harus kalah,” ujar Zelensky, merujuk pada Rusia.
Editor: Rizki Audina/*