BICARAINDONESIA-Jakarta : Sejumlah orang dilaporkan tewas dalam kericuhan yang terjadi di sebuah penjara Iran.
“Beberapa orang tewas pada Minggu 9 Oktober selama bentrokan tahanan dengan penjaga di Penjara Lakan di provinsi utara Gilan,” ujar jaksa setempat, Senin (10/10/20222), seperti dikutip dari situs Iran International.
Jaksa Agung Provinsi Mehdi Fallah-Miri mengatakan bahwa bentrokan meletus di antara beberapa narapidana di penjara di ibu kota Provinsi Rasht.
Kerusakan fasilitas penjara dan pemadaman listrik, katanya, mencegah pekerja rumah sakit memberikan perawatan kepada yang terluka, sehingga menyebabkan kematian beberapa tahanan. Dia tidak mengungkapkan jumlah korban, tetapi menegaskan bahwa beberapa yang terluka masih dalam perawatan di salah satu rumah sakit Rasht.
Fallah-Miri mengklaim bahwa situasi sudah kembali normal, tetapi menurut laporan pasukan keamanan masih ditempatkan di sekitar penjara dan jalan-jalan menuju penjara masih diblokir.
Namun, ada beberapa laporan yang bertentangan dengan klaim pejabat tersebut, yang mengatakan bahwa bentrokan itu tidak ada hubungannya dengan konflik antara para tahanan.
Menurut beberapa sumber, yang berbicara kepada Radio Farda dengan syarat anonim, beberapa tahanan memberontak terhadap penjaga penjara selama pemindahan beberapa tahanan, yang menyandera beberapa petugas dan menguasai koridor.
Tahanan dari bangsal lain bergabung dengan para perusuh, dan mengakibatkan konflik meningkat.
Karena hal itu, kata sumber, penjaga penjara tidak bisa mengendalikan situasi. Komputer, kamera, dan saluran telepon di penjara dilaporkan telah dihancurkan sementara ada laporan tentang kebakaran, tembakan, dan gas air mata di media sosial.
Sementara itu, Prancis pada Jumat 7 Oktober 2022 mendesak semua warga negaranya untuk meninggalkan Iran sesegera mungkin karena mereka dianggap berisiko mengalami penahanan sewenang-wenang.
“Warga Prancis yang berkunjung, termasuk yang memiliki kewarganegaraan ganda, menghadapi risiko tinggi penangkapan, penahanan sewenang-wenang, dan persidangan yang tidak adil,” kata kementerian luar negeri Prancis di lamannya.
Prancis pekan ini mengecam Iran atas praktik-praktik kediktatoran serta penahanan yang dialami dua warga negaranya, demikian seperti dikutip dari Antara, Sabtu (8/10/2022).
Penahanan itu dilakukan Iran setelah kedua warga Prancis itu dalam sebuah video yang disiarkan pada hari Kamis 6 Oktober terlihat mengaku melakukan pemata-mataan.
Penahanan juga terjadi di tengah kerusuhan, yang sudah berjalan berminggu-minggu dan dituding pemerintah Teheran ada kaitannya dengan musuh-musuh dari negara asing.
Kemenlu Prancis sebelumnya pada hari Jumat mendesak Iran untuk segera membebaskan kedua warganya.
Pemimpin Republik Islam Iran Ayatullah Sayid Ali Khamenei merespons situasi kerusuhan dan kekacauan terbaru di negaranya yang ia sebut sengaja dirancang oleh negara-negara Barat dan Rezim Zionis.
Ia bahkan menyebut aksi demo ini semakin besar lantaran ulah dari orang-orang bayaran serta beberapa orang Iran yang berstatus pengkhianat di luar negeri.
Ayatullah Sayid Ali Khamenei menegaskan bahwa rakyat Iran dalam peristiwa ini sebagaimana juga dalam peristiwa-peristiwa lain, sepenuhnya terjun dengan kekuatan, dan di masa depan juga akan seperti ini.
Ayatullah Khamenei menganggap rakyat Iran layaknya junjungannya yaitu Imam Ali as — rakyat yang tertindas, tapi pada saat yang sama adalah bangsa yang kuat.
“Dalam peristiwa yang baru saja terjadi, seorang perempuan muda (Mahsa Amini) meninggal dunia, dan ini membuat hati kita semua terbakar, akan tetapi reaksi atas peristiwa ini yang dilakukan tanpa penyelidikan dan tanpa ada kepastian terkait yang sebenarnya terjadi, lalu sebagian orang turun ke jalan membuat kekacauan,membakar Al Quran, mencopot paksa hijab seorang perempuan, membakar masjid, tempat ibadah, dan kendaraan masyarakat, menunjukan bahwa ini bukanlah reaksi yang biasa dan normal,” kata Ayatullah Khamenei, Jumat (7/10), dikutip dari Liputan6.com.
Ayatullah Khamenei menegaskan bahwa kerusuhan terbaru di Iran sudah direncanakan sebelumnya. Menurutnya, jika tidak ada peristiwa meninggalnya perempuan muda itu, dalih lain akan dicari oleh pihak musuh agar kekacauan dan kerusuhan bisa diciptakan di Iran.
No Comments