BICARAINDONESIA-Jakarta : Aksi mogok kerja yang dilakukan ribuan pekerja Boeing akhirnya berakhir setelah menerima kesepakatan kenaikan gaji. Mogok kerja yang dilakukan pekerja berlangsung selama tujuh pekan.
Hal itu mengakhiri penandatanganan kerja terlama dan termahal di Amerika Serikat (AS) selama lebih dari dua dekade terakhir.
Dalam pemungutan suara yang dilakukan Senin (4/11/2024), 59 persen anggota serikat pekerja International Association of Machinists (IAM) setuju menerima kesepakatan dengan kenaikan gaji yang signifikan.
Presiden Asosiasi Internasional Ahli Mesin dan Pekerja Dirgantara (IAM) lokal terbesar di Boeing, Jon Holden mengingatkan bahwa kesepakatan ini sebagai pencapaian penting bagi para pekerja.
“Saya bangga dengan anggota kami. Ini adalah kemenangan besar. Mereka telah meraih banyak hal dan siap untuk kembali bekerja,” kata Holden, dikutip dari CNNIndonesia, Rabu (6/11/2024).
Ia menyebut bahwa banyak anggota yang merasa siap untuk mengakhiri aksi dan kembali ke pekerjaan mereka.
Dalam perjanjian baru ini para pekerja akan mendapat kenaikan gaji langsung sebesar 13 persen dari Boeing, yang akan diikuti dengan kenaikan 9 persen setiap tahun selama dua tahun berikutnya, dan tambahan 7 persen pada tahun keempat. Artinya, pekerja akan menerima kenaikan gaji lebih dari 43 persen selama masa kontrak.
Selain itu, mereka juga menerima bonus ratifikasi sebesar US$12 ribu atau senilai Rp188,7 juta (perkiraan kurs Rp15.730 per dolar AS), yang sebagian bisa dimasukkan ke dalam akun pensiun 401(k) mereka.
Namun, di balik kesepakatan itu, kabar mengenai pengembalian program pensiun tradisional tetap menjadi sumber kekecewaan bagi sebagian pekerja.
Para pekerja sebelumnya kehilangan akses ke rencana pensiun manfaat pasti (rencana manfaat pasti) pada tahun 2014, dan meskipun Boeing meningkatkan kontribusi ke akun pensiun individu, perusahaan tetap menolak untuk mengembalikan program pensiun lama yang sebelumnya diinginkan oleh para pekerja.
“Anggota kami banyak yang masih berjuang untuk mengembalikan pensiun. Ini adalah perjuangan yang sah,” tutur Holden.
Sementara, CEO Boeing Kelly Ortberg menyambut baik kesepakatan yang dicapai. Ia juga berjanji perusahaan siap melangkah maju bersama para pekerja.
“Meskipun beberapa bulan terakhir sulit bagi kita semua, kita adalah bagian dari tim yang sama. Kami hanya bisa maju dengan mendengarkan dan bekerja bersama,” ungkapnya.
Sebagai informasi, mogok kerja yang melibatkan sekitar 33 ribu pekerja ini memberikan dampak signifikan bagi Boeing dan industri penerbangan. Terbukti lewat kerugian Boeing yang diperkirakan mencapai US$6,5 miliar atau bernilai Rp102,2 triliun akibat terhentinya produksi pesawat selama penghancuran kerja berlangsung.