x

Soal Pawang Hujan di MotoGP Mandalika, Ini Kata BMKG

2 minutes reading
Tuesday, 22 Mar 2022 11:46 0 210 Ika Lubis

BICARAINDONESIA-Jakarta : Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) angkat bicara terkait pawang hujan saat perhelatan MotoGP Mandalika 2022.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan bahwa BMKG sudah memperkirakan akan terjadi hujan selama rangkaian balapan MotoGP, termasuk hujan lebat pada saat balapan pada Minggu kemarin.

“BMKG sendiri sebenarnya memiliki perkiraan sendiri,” kata Guswanto, seperti dikutip dari Tribunnews, Selasa (22/3/2022).

“Kalau kami lihat fenomenanya kemarin sejak tiga hari yang lalu, tanggal 17, 18, 19 itu sudah diprakirakan BMKG, bahwa di Mandalika itu akan terjadi hujan dengan intensitas ringan sampai lebat,” tambahnya.

Kemudian, dia mengatakan tanggal 20 (Maret) diprakirakan juga hujan lebat disertai badai petir.

“Kenapa diprakirakan itu? Karena pada waktu itu terjadi bibit sikontropis 93f yang dampaknya itu memberikan potensi pertumbuhan awan hujan di Mandalika,” katanya.

Memang benar, selama rangkaian balapan bahwa Sirkuit Mandalika diguyur hujan dan puncaknya terjadi pada race, Minggu (20/3/2022).

Alhasil, balapan MotoGP yang awalnya dijawalkan berlangsung pukul 14.00 WIB ditunda dan baru bisa digelar pukul 15.15 WIB.

“Buktinya, kan dari awal pawang itu sudah bekerja, tapi kan enggak berhenti juga (hujannya),” singgung Guswanto soal pawang hujan Mandalika.

Lalu Guswanto juga mengatakan bahwa waktu hujan berhenti sudah diperkirakan oleh BMKG.

Oleh karena itu, berhentinya hujan dinilai tak ada kaitannya dengan aksi pawang hujan.

“Jadi, sebenarnya kemarin waktu berhentinya, itu bukan karena pawang hujan, tapi karena durasi waktunya sudah selesai,” paparnya.

“Kalau dilihat prakiraan lengkap di tanggal itu memang selesai di jam itu. Kira-kira jam 16.15 Wita (15.15 WIB), itu sudah selesai, tinggal rintik-rintik itu bisa dilakukan balapan,” ujarnya.

Sementara terkait pawang hujan, Guswanto mengatakan, itu merupakan bagian dari kearifan lokal yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, secara saintis hal tersebut sulit untuk dijelaskan.

“Sebenarnya kalau cerita tentang pawang hujan itu adalah kearifan lokal yang mereka miliki, dan itu tidak bisa dicampuradukkan dengan antara sains dan kearifan lokal,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG itu menjelaskan soal fenomena cuaca dan pawang hujan di Mandalika.

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x