x

Sri Lanka Bangkrut, Maskapai Penerbangan Umumkan Rencana Perbanyak Pesawat

2 minutes reading
Friday, 15 Apr 2022 03:45 0 254 Ika Lubis

BICARAINDONESIA-Jakarta : Perusahaan penerbangan nasional Sri Lanka yang merugi mengumumkan memiliki rencana untuk menyewa hingga 21 pesawat tambahan pada Kamis (14/4/2022). Pengumuman rencana itu muncul m dua hari setelah Pemerintah Sri Lanka mengumumkan bangkrut dan gagal bayar utang luar negeri senilai 51 miliar dollar AS (Rp732 triliun).

Sejak kemerdekaan pada tahun 1948, Negara

kepulauan itu berada dalam cengkeraman kemerosotan ekonomi yang paling menyakitkan, yakni dengan kekurangan barang-barang penting yang parah dan pemadaman listrik secara teratur menyebabkan kesengsaraan yang meluas.

Protes besar telah menyerukan pengunduran diri pemerintah, yang telah memohon warga Sri Lanka di luar negeri untuk mengirim uang tunai ke rumah untuk membantu membayar impor penting.

Meskipun krisis, SriLankan Airlines, milik negara telah mengumumkan rencana untuk memperluas armadanya dari 24 menjadi 35 pesawat dalam tiga tahun ke depan dan mengganti beberapa jet yang menua.

“SriLankan Airlines telah mengeluarkan empat permintaan proposal untuk menyewakan hingga 21 pesawat untuk mendukung strategi bisnis jangka panjangnya,” kata SriLankan Airlines dalam sebuah pernyataan singkat, dilansir dari AFP. 

Pengumuman itu muncul setelah pemerintah menangguhkan pembayaran semua pinjaman luar negerinya, menjelang negosiasi untuk restrukturisasi utang dengan Dana Moneter Internasional (IMFP pada minggu depan.

Maskapai nasional Sri Lanka tidak mengatakan bagaimana rencananya untuk membiayai sewa, dengan neraca menunjukkan utang 1,7 miliar dollar AS dan kerugian yang dibawa ke depan sebesar 1,56 miliar dollar AS pada Maret 2020.

Itu juga terjadi pada hari yang sama ketika lembaga pemeringkat internasional Fitch menurunkan 175 juta dollar AS obligasi yang dikeluarkan oleh maskapai dari C ke CC, menunjukkan operator itu “hampir default”.

Fitch mengatakan peringkat baru maskapai, pada utang yang jatuh tempo pada Juni 2024, sejalan dengan pengumuman Sri Lanka bangkrut.

Sri Lanka telah berulang kali didesak IMF untuk memprivatisasi maskapai tersebut, dengan mengatakan bahwa itu adalah gajah putih yang tidak mampu dibeli negara itu.

Maskapai ini mendapat untung sebelum pemerintah membatalkan perjanjian manajemen dengan Emirates of Dubai pada 2008, menyusul perselisihan pribadi dengan Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa saat ini.

Maskapai pernah menolak untuk membayar ongkos penumpang yang membayar biaya perjalanan dan memberikan kursi mereka kepada anggota keluarga Rajapaksa, yang kembali dari liburan di London.

Rajapaksa sendiri tercacat pernah memecat kepala eksekutif SriLankan Airlines yang ditunjuk Emirates dan mengangkat saudara iparnya Nishantha Wickremasinghe sebagai kepala perusahaan.

Rencana sebelumnya untuk menyewa delapan jet Airbus A350 selama masa Rajapaksa tunduk pada penyelidikan kriminal yang sedang berlangsung.

Kepala eksekutif maskapai saat itu Kapila Chandrasena dan istrinya ditangkap dua tahun lalu setelah penyelidikan internasional menemukan bahwa mereka menerima setidaknya 2 juta dollar AS dalam suap atas pesanan tersebut.

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x