BICARAINDONESIA-Jakarta : Salah satu studio milik Sony, yakni Bungie melakukanl pemutusan hubungan kerja (PHK). Mereka baru-baru ini memecat 100 orang dari total 1.200 karyawannya.
Dilansir dari detikINET dari Bloomberg, Senin (6/11/2023), pemecatan ini terjadi akibat menurunkannya retensi pemain yang menikmati game-nya berjudul Destiny 2.
Para eksekutif Bungie mengatakan kepada karyawannya, bahwa pendapatan perusahaan tahun ini tidak sesuai harapan. Uang yang masuk pada industri video game itu menurun hingga 45% di bawah perkiraan.
Keaktifan pemain dalam memainkan Destiny 2 menurun sejak peluncuran Lightfall. Ekspansi ini dicap mengecewakan untuk para penggemarnya, yang mana bukan cuma soal durasi permainannya, tetapi termasuk harganya dibanderol cukup mahal.
Padahal sebelumnya Sang CEO, Pete Parsons, mengatakan kepada para karyawan bahwa bukan pemecatan masal solusinya. Ia bilang hanya akan memotong biaya perjalanan dan membekukan gaji.
Jadi harapannya setiap orang mau bekerja sama mengatasi badai masalah ini. Dengan begitu, karyawan merasa bertekad untuk lebih keras bekerja agar bisa mendapatkan kembali pendapatan mereka.
Namun sayangnya situasi menjadi semakin buruk. Keputusan berubah dan mengorbankan 8% karyawannya.
Pekerja yang terkena PHK akan menerima setidaknya tiga bulan pesangon. Selain itu juga memperoleh tiga bulan asuransi kesehatan yang telah dibayar Bungie.
Diketahui kalau PHK ini merupakan bagian dari inisiatif penghematan uang yang lebih besar di keluarga besar PlayStation. Sebelumnya mereka juga telah memangkas pekerjanya di studio game lain seperti Naughty Dog, Media Molecule, dan San Mateo.
Sedikit informasi, Bungie resmi menjadi bagian dari Sony pada awal tahun lalu. Akuisisi ini bernilai USD 3,7 miliar atau sekitar Rp 58,2 triliun.