BICARAINDONESIA-Jakarta : Ratusan korban banjir bandang yang mengungsi di sekolah MAN Flores Timur di Desa Lamahala Jaya, Kecamatan Adonara Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), belum mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Dilansir dari Liputan6.com, 178 pengungsi banjir bandang sudah dua hari menempati gedung sekolah tersebut, dan belum pernah didatangi pemerintah setempat. Ratusan pengungsi tersebut terdiri dari balita, anak anak, hingga orang dewasa. Mereka tidur di lantai hanya beralaskan terpal. Selain itu, mereka juga membutuhkan bahan makanan, obat-obatan dan pakaian.
Siti Aminah, relawan MAN Flores Timur yang mengurusi para pengungsi mengatakan, saat ini yang dibutuhkan oleh para pengungsi adalah kasur dan obat-obatan. Sebab, dua sudah hari pengungsi tidur beralaskan terpal.
“Terpal yang digunakan sekarang berasal dari masjid. Jadi kita angkat dan kasih mereka untuk tidur karena belum ada kasur. Dan para pengungsi sekarang butuh obat-obatan. Karena para pengungsi ada banyak terluka,” katanya.
Sedangkan untuk makanan dan minum pengungsi dibantu secara swadaya oleh masyarakat dan organisasi-organisasi masyarakat.
“Masyarakat bantu secara swadaya. Masyarakat antar makan untuk mereka. Sampai saat ini belum ada bantuan dari pemerintah,” ungkap Siti.
Salah satu pengungsi, Moses Yan Nubi mengatakan, ia sangat membutuhkan obat-obatan untuk mengobati dirinya karena seluruh tubuhnya terluka akibat musibah banjir bandang itu.
“Saya butuh obat-obatan, pakayan dan makanan. Saat ini kami juga butu para medis. Banyak pengungsian yang lain tidur di lantai. Kalau bisa ada bantuan dari pemerintah untuk kasur dan obat-obatan,” harapnya.
No Comments