x

Sungai Bilah Meluap, Ratusan Rumah di Desa Labuhanbatu Teredam Banjir

2 minutes reading
Tuesday, 15 Oct 2024 12:26 0 490 admin

BICARAINDONESIA-Labuhanbatu : Ratusan rumah warga di lima dusun yang berada di kawasan Desa Sennah Kecamatan Pangkatan, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara terendam banjir sejak Senin (14/10/2024).

Bencana tersebut terjadi menyusul meluapnya Sungai Bilah. Dusun yang umumnya berada di daerah aliran sungai (DAS) yang terendam banjir antara lain Dusun Sonnah, Pandan A dan B, Baringin dan Dusun Alur Naga.

Luapan debit air itu merupakan dampak dari tingginya intensitas curah hujan dalam sepekan terakhir hingga mengakibatkan sedikitnya 200-an rumah terendam.

“Karena tingginya curah hujan membuat debit air membuat 5 dusun yang terendam banjir,” kata Camat Pangkatan, Datar Sirait.

Dijelaskannya, banjir mengakibatkan, aktivitas warga terganggu dan sejumlah akses transportasi juga terputus.
Informasi diperoleh, selain merendam rumah warga, banjir musiman itu juga menggenangi lahan pertanian palawija dan ladang warga. Selain itu juga, banjir juga merendam perkebunan kelapa sawit milik masyarakat sekitar.

“Banjir berdampak tergenangnya areal pertanian dan perkebunan warga setempat,” tambahnya.

Dijelaskannya, terdapat 12 titik banjir yang menggenangi badan jalan lintas Sumatera. Kedalaman air bervariasi. Untuk genangan di Jalan lintas rata-rata mencapai 40 sentimeter. Meski demikian tidak terlalu mengganggu arus transportasi.

Namun sejauh ini Camat belum merinci kerugian warga akibat banjir tersebut dan sejauh ini belum ada warga yang terpaksa dievakuasi. Di samping itu juga belum dibutuhkan posko bencana di sekitar lokasi banjir.

Pengerukan Muara

Banjir musiman yang kerap melanda warga Desa Sennah, Kecamatan Pangkatan, Labuhanbatu ini diketahui sebagai bencana musiman yang kerap terjadi. Khususnya manakala intensitas hujan sedang tinggi.

Sejumlah opini menilai jika beberapa faktor penyebab utama banjir tersebut. Diantaranya, fisik sungai Bilah yang semakin dangkal dan efek terjadinya pembendungan fisik sungai.

“Ini banjir yang kerap terjadi. Sudah berulang-ulang. Apabila curah hujan di hulu sungai tinggi,” kata David Siregar, tokoh masyarakat pesisir Labuhanbatu.

Solusinya, kata dia, selain menyadarkan sejumlah pihak agar tidak melakukan pembendungan bantaran sungai, juga dibutuhkan adanya proyek pengerukan kedalaman sungai Bilah.

“Pendalaman fisik sungai sangat dibutuhkan. Yakni dengan proses pengerukan dan pengambilan sedimen di dasar muara sungai Bilah dan sungai Barumun,” sebutnya.

Dengan langkah itu juga akan mampu menciptakan fisik sungai Bilah dengan kedalaman yang terbaik. Dan juga mengatasi bencana-bencana banjir yang sering terjadi di sejumlah perumahan berlokasi di bantaran anak sungai.

Menurutnya, calon pemimpin kabupaten Labuhanbatu yang memiliki kepedulian dalam hal ini perlu menjadikannya sebagai skala prioritas dalam visi dan misi kepemimpinannya. Yakni, mengeksploitasi muara sungai Bilah dan Barumun dalam mengatasi persoalan banjir.

“Sebaiknya pemimpin Labuhanbatu kedepan mewacanakan untuk hal ini,” pungkasnya.

Penulis: Aji
Editor: Ty

 

LAINNYA
x