x

Tahanan Narkoba Polsek Medan Kota Tewas Mengenaskan, Napi Sempat Mengaku Disiksa dan Dimintai Uang

3 minutes reading
Friday, 31 Dec 2021 11:08 0 239 Ika Lubis

BICARAINDONESIA-Medan : Seorang tahanan narkoba bernama Zailani yang tewas mengenaskan sempat mengaku disiksa di Polsek Medan Kota. Hal itu disampaikan Zailani pada istrinya bernama Feni.

Menurut Feni, setelah ditangkap dalam kasus narkoba pada 11 Oktober 2021 lalu, Zailani ditahan di sel Polsek Medan Kota. Ketika itu Feni menemui suaminya, ia melihat suaminya itu dalam kondisi lemas.  

“Waktu saya jenguk dia di Polsek Medan Kota, dia (Zailani) jalan sudah tergopoh-gopoh, bajunya sudah koyak,” kata Feni berusaha menahan tangis, dikutip dari medan tribunnews.com, Jumat (31/12/2021).

Feni menyebut bahwa ia sempat bertanya apa yang terjadi kepada suaminya. Zailani saat itu mengaku telah disiksa di dalam sel tahanan menggunakan kayu. 

“Di ruangan itu aku disiksa, sambil nunjuk (sel tahanan). ‘Orang ini yang nyiksa aku, dada ku sesak,” ucap Feni menirukan perkataan suaminya itu.

Namun, Zailani tak sempat menyebutkan nama-nama orang yang menyiksa dirinya.

“Dia bilang kepala dipukul pakai kayu, saya pegang kepalanya ada benjolan, ada bekas darah kering di kepalanya juga waktu saya pegang itu,” kata Feni.

Tak hanya disiksa, Zailani juga sempat dimintai uang Rp 25 juta. Adapun yang meminta uang itu adalah penyidik Polsek Medan Kota. Uang itu sebagai imbalan agar Zailani bisa dibebaskan.

Namun, permintaan itu tidak dikabulkan keluarga, lantaran mereka tidak punya uang. Hingga akhirnya, berkas perkara Zilani tetap berlanjut.

Kemudian, penyidik Polsek Medan Kota mengirim Zaipank ke Rumah Tahanan Polisi (RTP) Polrestabes Medan.

Setelah Zailani mendekam RTP Polrestabes Medan, dia menghubungi Feni. Feni mengaku saat itu suaminya meminta uang Rp 2 juta.

“Waktu itu suami saya minta uang Rp 2 juta. Katanya itu uang kebersamaan. Jadi saya bilang enggak punya duit,” ujar Feni.

Lantaran Zailani mendesak, Feni pun berjanji akan mencari utangan. Apalagi, Zailani mengaku disiksa oleh sejumlah tahanan di RTP Polrestabes Medan jika tidak menyerahkan uang yang diminta.

“Dia (Zailani) bilang, kalau uangnya enggak ada, dia akan dipukuli terus,” kata Feni.

Namun, uang yang diminta suaminya tidak bisa diberikan oleh Feni lantaran sama sekali tidak punya uang. Kemudian, pada 23 Desember 2021, Feni mendapat kabar bahwa Zailani dibantarkan ke RS Bhayangkara Tingkat II Medan karena kondisinya kritis.

“Jadi saya cek kesana, dia dirawat di ruangan yang buruk. Kondisinya pun sudah tidak bergerak,” kata Feni. 

Grni mengatakan, Zailani kemudian dipindahkan ke ruang ICU karena kondisinya makin buruk. Namun, lanjut Feni, kala itu ia melihat kondisi tubuh suaminya banyak terdapat luka bakar seperti bekas sundutan rokok. 

“Kalau lihat secara logika, secara pribadi, ini seperti macam dipukuli, dicekik atau diapakan gitulah, macam disulut-sulut api rokok luka nya. Ada yang bolong-bolong, ada yang ini gosong lukanya,” ungkapnya.

Tiga hari menjalani perawatan di RS Bhayangkara Tingkat II Medan. Zailani mengembuskan nafas terakhir pada Minggu (26/12/2021).

Iameninggal dunia dalam kondisi mengenaskan, dan saat itu keluarga diminta menandatangani surat pernyataan, yang isinya tidak akan menuntut siapapun atas kematian Zailani.

“Meninggalnya sekira pukul 10.00 WIB. Prosesnya panjang sampai jam 02.00 WIB kami ditahan di sana. Disuruh tanda tangan surat, bahwasanya kalau kami dari keluarga enggak bisa nuntut orang itu, saya tanda tangani. Saya berpikiran karena supaya suami saya cepat pulang,” pungkasnya.

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x