BICARAINDONESIA-Medan : Nyaris serupa dengan kasus Mario Dandy di Jakarta, motif peristiwa kasus penganiayaan yang diduga dilakukan seorang oknum siswa Taruna Akademi Militer (Akmil) berinisial ZH terhadap Teuku Shehan Arifa Pasha, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) di Medan, juga dipicu kisah asmara.
Investigasi kru berita ini menemukan jejak bahwa ada cinta segitiga antara ZH dan Teuku Shehan dengan seorang wanita berinisial U berstatus mahasiswi di USU.
Orangtua U juga dikenal bukan orang sembarangan. Menurut informasi dari sumber yang layak dipercaya, mahasiswi itu adalah anak seorang Rektor perguruan Tinggi Negeri (PTN) ternama di Medan.
Untuk memastikan hal tersebut, kru Bicaraindonesia coba mengkonfirmasinya kepada sang Rektor via pesan singkat WhatsApp. Namun yang bersangkutan tak merespons meski pesan sudah tersampaikan.
Begitu juga dengan Kasatresnarkoba Polresta Deliserdang Kompol Zulkarnain, orangtua si oknum Taruna Akmil. Yang bersangkutan juga tak membalas pesan WhatsApp.
Terkait perkembangan penyelisikan kasus ini mengingat adanya laporan ke Polrestabes Medan terkait terduga pelaku warga sipil, Bicaraindonesia coba mengkonfirmasinya ke Kapolrestabes Medan Kombes Valentino Alfa Tatareda. Namun ia mengaku masih ada kegiatan.
“Silahkan ke Kasat Reskrim dulu. Saya masih ada giat,” ujarnya singkat via WhatsApp, Sabtu (18/3/2023).
Sedangkan Kasatreskrim Polrestabes Medan Kompol Teuku Fathir Mustafa yang juga dikonfirmasi via WA belum menjawab sampai berita ini dipublikasikan.
Kondisi Korban Memburuk
Sementara, pasca melaporkan tindak pidana yang menyangkut oknum Taruna Akmil, kondisi korban Teuku Shehan Arifa Pasha kembali drop.
Karena selain mengalami luka serius hingga mendapat 4 jahitan di bagian pelipis mata, kabarnya korban juga mengalami pendarahan di bagian wajah hingga membuat ia harus menjalani perawatan intensif di ICU RS Islam Malahayati Medan.
Paman korban, Teuku Yose mengatakan, keponakannya terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena kondisi kesehatannya semakin memburuk.
“Sejak Jumat (17/3/2023) malam, Shehan dibawa ke Rumah Sakit Malahayati Medan, dan harus menjalani rawat inap karena kondisi kesehatannya memburuk. Dia mengalami nyeri di kepala,” tuturnya.
Dia menambahkan, keluarga khawatir pasca penganiayaan yang diduga dilakukan oleh taruna Akmil, berinisial ZH, membuat Shehan mengalami cacat permanen. “Kami masih menunggu hasil CT scan untuk kedua kalinya yang dilakukan oleh pihak rumah sakit,” ungkap Yose.
Lebih lanjut Yose menyebutkan, dari hasil CT scan pertama, diketahui ada ganguan di sekitar areal bawah mata, tepat di posisi pelaku memukul korban. Keluarga korban telah mendesak Denpom I/5 Medan, beserta Polrestabes Medan, dapat mengusut peristiwa penganiayaan tersebut.
Yose juga menjelaskan, ada dugaan penganiayaan tersebut dilakukan secara terencana. Mengingat, sebelum melakukan penganiayaan, pelaku sempat membuat status di media sosialnya. “Kami juga akan membawa saksi penganiayaan ke Denpom I/5 Medan,” tegasnya.
Sebumnya, keluarga korban dan pelaku penganiayaan, juga sempat bertemu, namun tidak mampu menyelesaikan permasalahan penganiayaan tersebut, sehingga keluarga korban menyerahkan penyelesaiannya secara hukum.
Penulis/Editor : Tim