BICARAINDONESIA-Jakarta : Tembok pembatas sekolah MTsN 19 Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, roboh dan terendam banjir karena hujan deras. Sri Yatini, seorang karyawan sekolah memberikan kesaksiannya mengenai detik-detik kejadian tersebut.
Dikutip dari detikNews, kepada wartawan Sri Yatini mengatakan, awal mula hujan turun, anak-anak sudah mulai keluar untuk bermain. Ia berdiri di sudut sekolah untuk memantau anak-anak yang bermain tersebut. “Hujan deras besar, anak-anak keluar, lalu kami pantau enggak ada masalah,” katanya, Kamis (6/10/22).
Sri juga mengatakan, sebelumnya dia dan para guru sudah memberi tahu para siswa agar tidak berenang. Sri pun turut membantu menyelamatkan barang-barang di Kantor Tata Usaha karena banjir sudah masuk ke sekolah.
“Anak-anak sudah dilarang untuk berenang. Guru, karyawan, da guru piket sudah melarang keras. Begitu guru piket bilang jangan berenang, saya tinggal ke ruang TU karena saya menyelamatkan barang- barang di sana. Air sudah sedengkul,” ujarnya.
Lebih lanjut, Sri mengatakan, setelah menyelamatkan barang-barang di Kantor TU, dia merasakan seperti terjadi gempa. Awalnya, Sri tidak tahu-menahu perihal tembok yang roboh.
“Begitu air masuk, langsung kaca pecah dan di bawah kaki seperti terjadi gempa. Awalnya, saya tidak tahu di belakang ruang guru terjadi tembok roboh,” imbuhnya.
Sri mengaku sangat trauma atas kejadian tersebut. Sebab ia mendengar sendiri suara pecahan kaca akibat air banjir yang masuk dan robohnya tembok pembatas sekolah itu.
“Sangat trauma, ya, saya dengar sendiri suara retakan kaca seperti gempa, sampai kami dan guru ucap ‘Allahuakbar’. Dari arah kiblat kami seperti didorong air, saya bersama satu guru akhirnya keluar dengan memecahkan kaca juga,” pungkasnya.
Peristiwa mengerikan ini terjadi di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 19 di Jagakarsa, Jakarta Selatan (Jaksel). Sebanyak 3 siswa tewas akibat tertimpa tembok yang roboh di sekolah itu.
Editor: Rizki Audina
No Comments