x

Temuan Berharga, Kandungan Lithium dan Stronsium Ada dalam Lumpur Lapindo

2 minutes reading
Monday, 19 Dec 2022 05:32 0 187 Ika Lubis

BICARAINDONESIA-Jakarta : Kandungan mineral kritis berupa Lithium dan Stronsium ditemukan dalam lumput Lapindo. Kandungan ini merupakan barang langka yang dicari oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam mengelola baterai listrik, Senin (19/12/2022).

Presiden Jokowi sempat merayu Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese untuk bekerja sama memproduksi baterai mobil listrik di Indonesia dalam acara KTT G20, Bali. Jokowi meminta Albanese untuk langsung membawa Lithium-nya ke Indonesia.

“Kita (Indonesia) punya nikel, kalau digabung itu bisa jadi baterai mobil listrik. Saya minta kepada PM Albanese untuk Lithiumnya bisa dibawa ke Indonesia. Kita bersama-sama melakukan hilirisasi di Indonesia,” ungkap Jokowi dalam acara G20 Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022).

Seperti pepatah ‘pucuk dicinta, ulampun tiba’ keinginan Jokowi mencari Lithium dipermudah dengan temuan Lithium di Lumpur Lapindo.

Kepala Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) Badan Geologi Kementerian ESDM, Hariyanto membuktikan bahwa terdapat kandungan mineral logam kritis yakni Lithium dan Stronsium. Ia menyatakan bahwa pihaknya sudah melakukan penyelidikan pendahuluan pada tahun 2020 di daerah bagian selatan Lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur.

Dikutip dari CNBC Indonesia Heriyanto akan menindak lanjuti penemuan ini.

”Di tahun 2022 ini kita tindak lanjuti dengan melakukan penyelidikan pendahulan di daerah sisi utara Lumpur Lapindo, Sidoarjo,” ungkap Herianto.

Badan Geologi, mencatat kandungan bahwa saat ini Lithium di Lumpur Lapindo kadarnya mencapai 99 – 280 PPM. Sementara untuk Stronsium kadarnya mencapai 255 – 650 PPM.

“Nah ini terus kami update datanya karena untuk tahun 2022 masih dalam analisis dilaboratorium kami,” beber Heriyanto.

Menurut Hariyanto, terdapat tiga tantangan dalam mengelola Lithium ini. Pertama, terkait dengan infrastruktur industri berbasis baterai yang belum membutuhkan lithium untuk saat ini.

”Kedua, belum ada aturan mengenai tata kelola Lithium dan Stronsium di dalam negeri. Yang ketiga permasalahan mendasar sebagaimana industri pengolahan umumnya belum diketahui secara pasti berapa jumlah potensi lithium tersebut,” ungkap dia.

Hal ini karena penemuan potensi Lithium dan Stronsium masih sebatas kandungan yang sedang di analisis.

“Saat ini masih sulit untuk menarik investor untuk membangun industri. Tentu ini menjadi tantangan untuk mendetailkan atau menindaklanjuti tentang temuan di Lumpur Lapindo, Sidoarjo,” pungkas Hariyanto.

(Widia Pratiwi / Ika Lubis)

LAINNYA
x