BICARAINDONESIA-Jakarta : Ribuan pengendara ojek online dari Front Driver Online Tolak Aplikator Nakal (Frontal) Jawa Timur menggelar aksi demo. Mereka turun ke jalanan Kota Surabaya untuk menuntut evaluasi tarif angkutan.
Dalam aksi ini Frontal menyasar Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) serta Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Timur. Kemacetan di kawasan Jalan Ahmad Yani pun tak terhindarkan.
Humas Frontal Daniel Lukas Rorong mengatakan massa aksi tak hanya berasal dari Kota Surabaya saja, namun mereka juga datang dari sejumlah kota di Jatim.
“Jumlahnya 1.000 orang. Mereka ada yang datang dari Malang, Banyuwangi, Tuban, sama Gresik,” ujar Daniel, Kamis (24/3/2022).
Ketua Presidium Frontal Jatim, Tito Achmad mengatakan ada empat poin tuntutan mereka. Pertama, massa meminta ditemui oleh Menteri Perhubungan atau diwakili Dirjen Perhubungan Darat di Surabaya.
Selain itu, mereka juga meminta pihak aplikator selaku pemegang keputusan mengubah tarif yakni tarif nett atau bersih yang diterima driver selaku mitra.
Demonstran juga mendesak evaluasi biaya tambahan yang diberlakukan oleh aplikasi saat ini, serta meminta pemerintah untuk meninjau dan menindak aplikasi baru yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Karena kenyataannya, tarif bersih yang diterima oleh rekan-rekan ojol saat ini hanya Rp6.400, bahkan ada aplikasi baru yang menerapkan tarif di bawah itu,” katanya.
Hal itu, menurutnya tidak sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 12 Tahun 2019 dan Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor KP 348 Tahun 2019.
Lebih lanjut Tito mengatakan pihaknya berharap ada evaluasi biaya tambahan yang diberlakukan oleh aplikasi saat ini, yang tentu saja memberatkan customer dan juga mitra.
“Untuk itu, kami menuntut pada Menteri Perhubungan atau diwakili Dirjen Perhubungan Darat untuk bisa hadir. Serta mengimplementasikan aturan yang sudah dibuatnya dan menindak tegas pihak aplikator nakal yang tidak patuh pada PM 12 dan KP 348 khususnya perihal tarif,” kata dia.
Tito juga berharap, pihak aplikator atau pemegang keputusan dari pusat agar bisa mengubah tarif menjadi tarif nett atau bersih yang diterima driver selaku mitra. Serta mengevaluasi biaya tambahan yang diberlakukan oleh aplikasi saat ini.
“Kami berharap ada titik temu dan tuntutan-tuntutan kami dapat dipenuhi,” ucap Tito.
Tak hanya melakukan aksi demo, para pengendara ojol juga melakukan sweeping terhadap pengemudi lain yang masih menarik penumpang atau menerima orderan.
No Comments