BICARAINDONESIA-Medan : Sejumlah calon mahasiwa Universitas Negeri Medan (Unimed) meninggalkan kampus lantaran menganggap uang kuliah terlalu mahal. Bahkan sebelumnya, sejumlaj orang tua dari calon mahasiswa sempat protes.
Para orangtua calon mahasiswa mendatangi Gedung Biro Rektor Unimed, Senin (8/8/2022). Mereka merasa UKT yang ditetapkan pihak kampus tidak sesuai dengan pendapatan orangtua calan mahasiswa baru.
Mereka menyebut, UKT terlampau mahal dan tidak sesuai ekonomi calon mahasiswa baru.
Orangtua calon mahasiswa baru Fakultas Ilmu Keolahragaan, Mariati, merasa berat membayar uang kuliah anaknya Rp 7,5 juta per semester.
“Anak saya lulus jalur SBMPTN, tapi kenapa uang kuliahnya bisa sebesar itu. Kalau begini ceritanya sama saja seperti kuliah di kampus swasta. Malah mungkin lebih murah biayanya,”ujarnya dikutip dari Tribun Medan.
Hal yang sama juga dirasakan calon mahasiswa baru jurusan Pendidikan Fisika, Lily Ervina. Ia mengatakan UKT yang harus ia bayar Rp 7,5 juta per semester.
“Sudah ada niat mengundurkan diri, mama saya usia 40 tahun, ayah saya sudah tidak ada. Pekerjaan ibu saya hanya pegawai biasa di perusahaan swasta. Kalau sampai tanggal 14 tidak ada kepastian, saya tidak lanjut kuliah,” ungkap Lily, Selasa (9/8).
“Saya lolos jalur SBMPTN, UKT saya Rp 6,5 juta per semester. Gaji bersih orangtua saya hanya Rp 2,8 juta per bulan. Tanggungan orangtua saya ada lima orang. Per Desember nanti orangtua saya pensiun. Ia guru di salah satu yayasan,” timpal Miftah.
Sementara seorang calon mahasiswa bernama Ruth Kristiani sudah memutuskan mundur. Ia mundur dari Unimed dan sudah mendaftar kembali di salah satu kampus swasta.
“Aku salah satu yang sudah sah tidak lanjut kuliah di Unimed. Uang kuliahku ditetapkan Rp 7,5 juta per semester. Saya sudah banding dan hasilnya nihil. Daripada putus kuliah di tengah jalan aku dan orangtua sepakat, saya mundur dan kuliah di swasta saja,” kata Ruth.
Terkait hal itu, Humas Unimed Muhammad Surip mengatakan, sudah memberi waktu kepada calon mahasiswa baru untuk mengajukan penurunan uang kuliah tersebut.
“Bagi yang keberatan terkait UKT, Unimed sudah membuka permohonan peninjauan ulang dan semua permohonan sedang diproses dan dianalisis. Segera diputuskan sesuai dengan kemampuan orangtua mahasiswa baru,” ujar Surip kepada Tribun, Senin (8/8).
Pernyataan itu juga dibenarkan oleh orangtua mahasiswa. Mereka sudah memasukkan berkas untuk peninjauan ulang UKT.
Namun, mereka menuntut kapan tepatnya hasil peninjauan tersebut keluar, mengingat batas pembayaran UKT akan berakhir pada 14 Agustus 2022.
Mariati mengungkapkan bahwa mereka hanya disuruh menunggu.
“Kami sudah menunggu selama dua minggu. Kami datangi Rabu lalu, katanya Jumat. Jumat kami datangin tidak ada juga kepastian. Sekarang sudah Senin malah disuruh nunggu lagi sampai besok,” ujar Mariati.
“Kami bingung sebentar lagi sudah mau masuk perkuliahan, apa status anak kami ini yang belum menyelesaikan pembayaran UKT, karena jumlahnya belum jelas berapa.”
Sedangkan Ratih menduga pihak Unimed terkesan sengaja menunda-nunda hasil analisis ulang tersebut.
“Tiap kami tanya, jawabannya sama. Kami hanya butuh kepastian. Saya dari luar kota, masak mau tiap hari ke sini cuman menanyakan itu. Asal ditanya jawabannya sama, masih diproses. Pertanyaannya kan kapan, sudah dua minggu loh ini,” ujar Ratih.
Sementara terkait kapan tanggal pasti hasil analisis ulang tersebut keluar, Humas Unimed tidak memberi tanggal pastinya.
“Dokumen sudah dianalisis dan akan segera diputuskan,” kata Surip.
Tak kunjung mendapat jawaban soal pengurangan UKT, orangtua calon mahasiswa baru beserta beberapa calon mahasiswa baru kembali menuntut kepastian dari pihak universitas, Rabu (9/8/2022) lalu.
Terlihat puluhan orangtua kembali mendatangi Gedung Biro Rektor sejak pukul 08.00 WIB.
Namun, kedatangan para orangtua kali ini tidak hanya disambut satpam dan kepala humas.
Saat mereka menanti Rektor Unimed yang muncul malah Ketua Senat Unimed, Profesor Syawal Gultom.
Menanggapi kedatangan para orangtua itu, Syawal mengatakan, harusnya tidak perlu sampai berbondong-bondong ke biro rektor, cukup lihat saja di sistem.
“Kalau ada permohonan, lihat saja di sistem nanti, karena datanya sedang diproses. Jangan seperti ini malu kita,” ujar Syawal, Rabu.
Ia juga mengatakan, tidak ada pemaksaan masuk Unimed, dan berharap para orangtua calon mahasiswa baru berpikir rasional.
“Tidak dipaksa masuk Unimed kan. Kalau sanggup ya sanggup, kalau tidak ya sudah,” katanya.
Ia menjelaskan kepada para orangtua tersebut bahwa dalam menentukan UKT, universitas tidak sembarangan. Ia mengtakan ada surat ketetapan menteri yang ditetapkan berdasar operasional universitas.
No Comments