BICARAINDONESIA-Jakarta : Fakta terbaru terungkap terkait penyebab jatuhnya pesawat Azerbaijan Airlines di di Aktau, Kazakstan, Rabu lalu. Disebutkan bahwa sistem pertahanan udara Rusia disebut menjadi penyebab jatuhnya pesawat Azerbaijan Airlines, J2-8243,.
Mengutip Reuters, Jumat (27/12/2024), setidaknya empat sumber membeberkan fakta itu. Ini berasal dari temuan awal penyelidikan penyebab jatuhnya pesawat nahas itu.
“Penerbangan J2-8243 jatuh pada hari Rabu … setelah berbelok dari area Rusia selatan tempat Moskow telah berulang kali menggunakan sistem pertahanan udara terhadap serangan pesawat nirawak Ukraina,” tulis laman itu.
“Ini membuka tab baru pesawat jet penumpang itu yang terbang dari ibu kota Azerbaijan, Baku, ke Grozny, di wilayah Chechnya selatan Rusia, sebelum berbelok ratusan mil melintasi Laut Kaspia,” sambungnya.
Disebutkan bahwa salah satu sumber berasal dari Azerbaijan. Ia mengatakan ke laman tersebut bahwa hasil awal menunjukkan pesawat itu ditabrak oleh sistem pertahanan udara Pantsir-S Rusia.
“Komunikasinya dilumpuhkan oleh sistem’peperangan elektronik saat mendekati Grozny,” ungkap sumber itu.
“Tidak seorang pun mengklaim bahwa itu dilakukan dengan sengaja. Namun, dengan mempertimbangkan fakta-fakta yang ada, Baku berharap pihak Rusia mengakui penembakan jatuh pesawat Azerbaijan itu,” tambah sumber tersebut lagi.
Tiga sumber lain turut mengonfirmasi kesimpulan awal yang sama. Sayangnya tidak dijelaskan rinci apa yang dikatakan dan dari mana sumber berasal.
Dalam laporan AFP, dikatakan bahwa ada pula sumber sebenarnya berasal dari pejabat Azerbaijan dan Amerika Serikat (AS). Pesawat Embraer 190 seharusnya terbang ke arah barat laut dari ibu kota Azerbaijan, Baku, ke kota Grozny di Chechnya, Rusia selatan, tetapi malah berbelok jauh dari jalurnya melintasi Laut Kaspia.
“Penyelidikan sedang berlangsung, dengan situs web pro-pemerintah Azerbaijan, Caliber, mengutip pernyataan pejabat yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa mereka yakin rudal Rusia yang ditembakkan dari sistem pertahanan udara Pantsir-S menjatuhkan pesawat tersebut,” tulis laman Prancis tersebut.
Klaim tersebut juga dilaporkan oleh The New York Times, penyiar Euronews, dan kantor berita Turki, Anadolu. Euronews mengutip sumber pemerintah Azerbaijan yang mengatakan bahwa ada “pecahan peluru menghantam penumpang dan awak kabin saat meledak di samping pesawat di tengah penerbangan”.
Sementara, juru bicara Rusia Dmitry Peskov mengecam pemberitaan ini. Ia mengatakan bahwa salah jika membuat hipotesis apa pun sebelum kesimpulan penyelidikan diberikan.
Sementara itu, kotak hitam pesawat sendiri sudah ditemukan. Laporan ini menampik dugaan penyebab sebelumnya bahwa pesawat jatuh setelah melewati sekawanan burung.
Di Azerbaijan sendiri Presiden Ilham Aliyev menyatakan hari Kamis sebagai hari berkabung. Ia membatalkan rencana kunjungan ke Rusia untuk menghadiri pertemuan puncak informal Commonwealth of Independent States (CIS), sebuah kelompok negara-negara bekas Uni Soviet.
“Saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban yang meninggal dalam kecelakaan itu… dan mendoakan agar korban luka segera pulih,” kata Aliyev dalam sebuah unggahan di media sosial.
Situs web Flight Radar menunjukkan pesawat itu menyimpang dari rute normalnya, melintasi Laut Kaspia, lalu berputar-putar di atas area tempat pesawat itu akhirnya jatuh di dekat Aktau, di pantai timur laut tersebut. Kazakhstan mengatakan pesawat itu membawa 37 penumpang Azerbaijan, enam warga Kazakh, tiga warga Kirgistan, dan 16 warga Rusia.