BICARAINDONESIA-Jakarta : Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menerima efek instan berupa teror atau ancaman setelah melaporkan dua anak Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Diduga efek itu ia alami tak lama setelah melaporkan dugaan keterlibatan Gibran Rakabumi dan Kaesang Pangarep pada 11 Januari 2022 ke KPK.
Badrun menyebut ancaman itu telah ia rasakan baik di jagat maya dan dalam kesehariannya.
Meski begitu, dugaan ancaman psikologis itu ditanggapi santai oleh Aktivis Reformasi 98 ini
“Narasi ancaman muncul di medsos dengan bahasa yang sarkastis, tapi saya respons baik-baik saja,” kata Badrun dikutip dari Tribunnews.com, Senin (17/1/2022).
Adapun bentuk teror psikologis yang dialami Badrun di antaranya kontak yang tak dikenalinya kerap menghubungi dia hingga ada orang tak dikenal yang diduga mengintai kediamannya.
“Kontak yang tidak dikenal memang ada yang menghubungi saya di malam hari, saya tidak pernah mengangkatnya. Semoga bukan dalam rangka meneror,” ungkap Badrun.
“Dua hari lalu memang ada orang yang tidak dikenal dan tidak pernah terlihat sepanjang saya tinggal 13 tahun lebih di sini. Orang itu menggunakan kendaraan roda dua dan duduk di tempat istirahat lapangan basket, terlihat mengamati rumah sekitar 20 menit. Kehadiran sopir tetangga ke lokasi itu yang membuat ia pergi dari lokasi duduknya, selebihnya wallahua’lam,” ucap dia.
Saat ini,!Ia tetap berpikir positif dan menyatakan bahwa kondisinya baik-baik saja.
“Semoga motifnya bukan dalam rangka teror psikologis, saya positive thinking saja bahwa itu semua jauh dari motif teror. Alhamdulillah saya saat ini baik baik saja,” tutup Badrun.
Diketahui, dua anak Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yakni Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep dilaporkan ke KPK terkait dengan dugaan tindak pidana korupsi dan atau tindak pidana pencucian uang (TPPU) berkaitan dengan dugaan KKN relasi bisnis anak Presiden dengan grup bisnis yang diduga terlibat pembakaran hutan.
No Comments