x

Ustaz Somad Ditolak Masuk ke Singapura, Begini Kronologi Lengkapnya

3 minutes reading
Tuesday, 17 May 2022 06:27 0 181 Ika Lubis

BICARAINDONESIA-Jakarta : Peristiwa kurang menyenangkan dialami ustaz Abdul Somad (UAS) saat hendak melakukan dakwah di Singapura, pada Senin (16/5/2022) siang.

Ustaz Somad mengatakan bahwa dirinya sempat dimasukkan dalam ruangan sempit. Otoritas keimigrasian negara tersebut kemudian memintanya kembali ke Indonesia.

“Tidak ada wawancara. Tidak ada (keimigrasian Singapura) meminta penjelasan. Tidak bisa menjelaskan ke siapa,” ujar ustaz Somad, dikutip dari Republika, Selasa (17/5/2022).

Peristiwa itu terjadi saat UAS dan rombongannya pergi ke Singapura. Berikut urutan peristiwa tersebut.

Menurut alumnus Universitas al-Azhar Mesir itu, UAS dan rombongannya telah memenuhi semua persyaratan untuk dapat memasuki Singapura.

“ICA sudah keluarkan arrival card. Semua rute perjalanan sudah jelas,” ujarnya.

UAS kemudian membeberkan rencana perjalanan (itinerary). Akomodasi akan menggunakan minivan/hi ace sebanyak satu unit dengan kapasitas 13 tempat duduk.

Rencananya, UAS dan rombongan dijemput di Tanah Merah pada Senin (16/5/2022), 14.50. Selanjutnya, mereka akan bergerak ke Arab Street, Masjid Sultan, hingga beristirahat ke hotel Lion Peak Bugis Eks Marrison Hotel.

Adapun jadwal pada 17 Mei 2022, UAS dan rombongan berangkat dari hotel itu pukul 09.00. Lantas, mereka beranjak ke SGST untuk mendapatkan tes antigen.

Selanjutnya, mereka memasuki Masjid Sultan serta beberapa spot pengambilan gambar, seperti Singapore Flyer, Merlion, Singapore River, USS, dan taman. Akhirnya, pada sore hari mereka sampai ke Pelabuhan Feru Tanah Merah untuk kembali ke Indonesia via Batam, Kepulauan Riau.

Pelaksanaan jadwal itu tidak jadi karena kendala yang dialami rombongan tersebut sejak di Pelabuhan Tanah Merah, Singapura, hari Senin (16/5/2022) pukul 13.30. Mereka terdiri atas UAS sendiri, istrinya, serta putranya yang masih berusia tiga bulan. Di samping itu, ada seorang kawan UAS, istrinya, dan kedua anaknya yang berusia masing-masing 21 tahun dan empat tahun.

Begitu berlabuh di Tanah Merah, beberapa petugas menarik UAS ke pinggir tempat orang-orang berlalu lalang. Dari sini, berbagai pembatasan mulai dirasakan UAS.

“Hanya ingin memberikan tas berisi peralatan bayi ke istri saya yang berjarak 5 meter saja tidak diizinkan (petugas),” kata dai alumnus Darul Hadits Maroko itu.

Rombongan UAS yang hampir keluar pelabuhan tersebut lantas diminta oleh para petugas untuk kembali ke dalam, memasuki ruang keimigrasian. UAS sendiri dimasukkan ke dalam sebuah ruangan seluas kira-kira 1×2 m persegi.

“Ruang beratap jeruji. Selama 1 jam. Istri dan rombongan di ruang berbeda,” tuturnya.

UAS dan rombongan kemudian dipulangkan ke Batam dengan kapal feri terakhir pada Senin (16/5) sekitar pukul 17.30. Terkait peristiwa ini, yang disayangkan UAS adalah tidak ada penjelasan apa pun dari pihak keimigrasian Singapura.

“Apakah Singapura sudah berubah menjadi negara yang mempekerjakan robot? Atau efek pandemi Covid-19 dua tahun?” tanyanya.

Ia pun tidak habis pikir, mengapa perlakuan terhadap seorang intelektual Muslimin sedemikian.

“Kami bukan teroris dan lain-lain. Jika demikian perlakuan mereka terhadap orang-orang terdidik, apalagi terhadap WNI lain,” tutupnya.

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x