BICARAINDONESIA-Medan : Pimpinan Ranting Muhammadiyah Denai, menggelar salat Idul Fitri 1443 Hijriah pagi ini, Jumat (21/4/2023).
Sekitar seribuan jamaah warga Muhammadiyah tampak memadati lokasi salat Id yang berlangsung di halaman Masjid Taqwa, Komplek SD Terpadu Muhammpadiyah 36 Medan, Jalan Jermal III, Kelurahan Denai, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan, Sumatera Utara.
ÞxtBertindak sebagai Imam dan Khatib dalam salat id kali ini adalah Ummul Aiman Lubis, S,HI,M.PdI.
Usai pelaksanaan salat id, ustadz Ummul Aiman Lubis, S,HI,M.PdI dalam khutbahnya mengingatkan kesedihan kaum Muslim setiap kali Ramadan berakhir.
“Ramadan baru saja meninggalkan kita. Kita tidak tau apakah kita masih dipertemukan lagi dengan Ramadan tahun depan, karena cuma Allah yang tau usia kita,” ucapnya.
Ia juga berharap, Ramadan yang baru berakhir bisa membekas, khususnya terkait ibadah yang semestinya terus ditingkatnyam
Pada khutbahnya, Ustadz Ummul Aiman juga sangat menyayangkan di akhir-akhir Ramadan kegiatan kaum Muslim berpindah dan tidak fokus ke Masjid.
“Dalam sepekan menjelang Ramadan Berakhir, kegiatan umat yang harusnya di masjid berpindah ke pasar-pasar mal, terminal, bandara, pelabuhan. Lebaran di Indonesia ini seolah identik dengan mudik, makanan beraneka ragam dan pakaian baru,” sebutnya.
Padahal, kata dia, Idul fitri itu hanya dikhususkan untuk hamba Allah yang melaksanakan ibadah selama Ramadan. Meski untuk merayakan siapa saja boleh.
“Mari sama-sama kita jalani hari-hari kkta seperti di bulan Ramadan. Terus meningkatkan ibadah, dan lebaran ini momem mensucikan diri dari segala dosa selama 11 bulan sebelumnya,” tandasnya.
Di salat Id itu juga, ia mengaku bahwa pelaksanaan Idul Fitri pada Jumat, 21 April 2023 atau lebih cepat sehari dari ketetapan meperintah, merupakan bentuk komitmen Muhammadiyah dalam menyebarkan ilmu Falaq.
“Alhamdulillah umat Muslim di Arab saudi dan Amerika hari ini juga melaksanakan Salat Id 1444 H. Namun jangan perbedaan ini membuat kita pecah, harus tetap saling menjaga kebersamaa dan Ukhuwah Islamiyah,” sebutnya.
Lebih jauh khatib menyampaikan bahwa Ramadan juga menjadi momen agar kita mampu berpuasa dalam segala hal yang dapat memicu perpecahan.
” Tetaplah berpuasa gunjing, gibah dan fitnah yang sangat rentan, apalagi menjelang tahun politik ini,” pungkasnya.
Sementara, kegitan salat id ini ditutup dengan saling bermaafan selam jemaah.
Penulis/Editor : Ty